Saturday, August 19, 2017

Singapura,cuy!

Mungkin buat kebanyakan orang pergi keluar negeri bukan lagi sesuatu yang "wah". Tapi buat gue keluar negeri itu adalah sesuatu yang "tidak sengaja". Negara pertama kali gue kunjungi adalah Singapura. Negara tetangga Indonesia, yang orang Indonesia biasa kesana untuk mengisi weekend ataupun sekedar berbelanja.

Gue pribadi tidak pernah bercita-cita untuk keluar negeri, tidak pernah sama sekali. Menurut gue, masih banyak spot-spot atau tempat-tempat di Indonesia yang bisa dikunjungi bahkan turis mancanegara suka buat pergi kesana. Sampai suatu saat, ada teman gue yang mau pergi keluar negeri gue bilanglah seperti itu sama dia "Ngapain sih keluar negeri, buat apa? Di Indonesia itu masih banyak tempat-tempat keren yang bisa lo kunjungi dan instagram-able juga". Gue nggatau kapan gue bilang kayak gitu, yang jelas tahun 2016 awal. Teman gue ngasih penjelasan panjang lebar bla bla bla ngejelasin negara yang mau dia kunjungi sampai ngga gue dengerin lagi dia ngomong apa hahaha. Sampai suatu ketika...............

Tibalah di bulan September 2016, lagi kerja dan ngga sengaja liat promo tiket pesawat ke Singapura cuma Rp 199.000, tanpa pikir panjang langsunglah gue klik si promo itu. Iseng nyari tanggal yang pas harga segitu. Ternyata dapat 18-21 Maret 2017, yap emang gue booking hampir setahun sebelum keberangkatan, ya namanya juga promo. Klik beli lah gue. Janjian sama teman untuk booking. Proses ini bukan tanpa drama. Gue harus melewati drama saat bayar si tiket itu. Setelah gue berhasil bayar si tiket di minimarket gitu, giliran temen gue yang bingung nyari minimarket yang bisa bayar si tiket. Dia udah nyari ke-3 tempat tapi ternyata ada yang ngga bisa bayar, ada yang mesinnya rusak, ada yang lainlah alasannya, sampai akhirnya waktu buat bayarnya habis. deeeeeng! Pusinglah gue, teman gue ngga jadi ikut gue ke Singapura, mampuslah gue sendirian. Tidaaaaak!

Gue ngebayangin, memang sih katanya negaranya itu cuma seukuran Jakarta bahkan lebih gede Jakarta, tapi tetap aja cooyyy di negara orang sendirian dan harus ngelewatin ribetnya imigrasi. Bulan-bulan gue lewatin, pergantian tahun, sampai H-2 bulan keberangkatan gue belum ada teman yang bisa diajak ke Singapura. Gue banyak berdoa disitu, masa iya sih gue ke negara orang sendirian. boook sendirian. Gue berdoa "ya Allah, please give me someone who can accompany me to Singapore, boy or girl is no matter". Gue chat teman SMA gue, ya bisa dibilang agak kayak sahabatlah yaa, dulu sih gue sama dia pernah jadi coordinator English Day, salah satu program besar di sekolah. Gue hubunginlah dia. Biar dia mau, pakailah gue trik basa-basi di awal chat. Ada prolognya dulu, biar dia tahu kronologinya gimana hahaha. Setelah gue ceritain, tanpa disangka-sangka, dia mau!. Gue langsung nanya "Seriusan? yaAllah. Asiiik! ahahaha". Bahaslah itinerarynya, mau kemana dan ngapain aja disana. Gue suruh dia urus cuti ditanggal itu dan persiapan lainnya yang harus disiapin.

Sampai H-2 hari, gue make sure lagi sama kantor gue bisa cuti tanggal segitu dan ternyata disetujuin. Hari H pun tiba. Ini booking tiket gue.


Gue dapat pernerbangan jam 2 siang. Gue dan teman gue memutuskan buat naik Damri dari Bekasi ke Bandara Soetta. Kita jalan sekitar jam 9 pagi. Kita mikir mending nunggu di Bandara dari pada telat dan ketinggalan pesawat. Naiklah Damri Bekasi-Soetta. Gue bawa 3 tas dan ribetnya masyaAllah (namanya juga cewek kalau pergi pasti ribet hahaha). Gue bakal pergi selama 4 hari dan ninggalin planet Bekasi. Will miss you, Bekasi. 

Sampailah di Bandara. Gue sama dia nyari kita akan masuk di gate mana di Bandara. Liat layar satu-satu dan kita nemu digate mana kita masuk. Setelah tahu, ternyata kita lapar dan mampir ke resto cepat saji gitu, yang lambangnya ada kakek, you know lah hahaha. Setelah makan, siap-siaplah ke gate karena waktu sudah keberangkatan udah mepet.

Masuk ke dalam pesawat adalah moment pertama dalam hidup gue. Umur 23 tahun baru pertama kali naik pesawat. Untungnya gue ngga norak hahaha. Gue duduk misah sama dia, gue di E5, dia di kursi row berapa gitu, gue lupa. Saat itu gue cuma berharap, samping gue ada penumpang yang ganteng dan duduk sebelah gue. It will be nice moment, tapi... ternyata yang duduk sebelah gue itu cewek hahahaha.

Gue merhatiin sekitar, liat keluar dari jendela, pramugari mondar-mandir, pramugara bolak-balik, bantuin penumpang angkat koper ke kabin dan lainnya. Gue udah anteng duduk, gue baca menu makanan, niat hati mau pesan eh samping gue bilang, "nanti aja mbak di Singapura, tanggung kan cuma 2 jam" dia bilang begitu, urunglah niat gue buat pesan makanan.

Saat take off, gue jantungan hahahaha. sumveeeeh itu yaa, moment pertama gue take off, agak sedikit mengerikan ya, terlebih kuping gue agak sakit, untungnya gue makan permen karet jadi ngga begitu sakit. Dari atas pesawat, ngelewatin awan gue bergumam dalam hati "Begini ya rasanya naik pesawat. Antara mau jatuh dan bahagia. Pilotnya keren banget, bisa nerbangin pesawat segede ini, diatas ribuan kaki dari dasar laut dan sampai tujuan. Keren". Gue sempat mau tidur saat itu, secara gue anaknya pelor tapi gue urungkan niat, gue menikmati setiap detik di pesawat. Melihat keluar jendela, lautan, gunung, rumah-rumah dan awan, indah sekali. 2 jam pun ngga berasa, tibalah di Singapura.

Hal lucu pertama yang gue alami adalah salah naik MRT. Ternyata MRT dari Changi Airport ke Clarke Quay, dia cuma sampai ke Tanah Merah dan gue harus transit di Tanah Merah untuk ke Clarke Quay. Akhirnya gue naik MRT yang ke Paya Lebar terus ke Serangoon dan sampailah di Clarke Quay. Gue langsung cari Hostel tempat gue nginep yaitu di City Backpacker. Hostelnya dipinggir jalan cuma agak nyempil gitu, untungnya ketemu. Langsung ke Receptionist dan urus administrasi, terus masuk kamar. Gue dapat kamar lantai 2, kamar No 7. 


Dari situ langsung jalan-jalan ke Singapore River. 

(gambarnya agak ngga bagus, waktu itu iphone gue ngadat huhu)

Kesan pertama gue sampai di Singapore adalah bersih. Ngga ada sampah cooy, itu negara bersih banget. Gue senang gitu tinggal di negara yang ngga ada sampah kayak gitu. Dari Singapore River gue ke Merlion. Suasana malamnya indah banget. Gue jalan menelusuri Singapore malam hari. 

( Foto by @naranabil )


Hari ke-2

Dihari ke-2 ini, gue dan teman gue akan ke Universal Studio Singapore (USS). Untuk ke USS dari hostel gue cukup naik MRT ke Harbourfront yang at least cuma 4 stasiun MRT dari hostel. Setelah sampai di Stasiun Harbourfront, gue melanjutkan dengan jalan kaki lewat Sentosa Boardwalk untuk sampai di USS. Karena selain lebih cepat, lewat Boardwalk juga bisa selfie-selfie, tempatnya juga cukup adem kok karena diatasnya tertutup dan pemadangannya indah.







Dan sampai deh di bola dunia yang wajib didatangi saat lo ke Singapura. 


Menjelajah Universal Studio seharian. Diantara permainan USS yang paling berkesan buat gue arum jeram atau Rapids Adventure yang ditengah-tengah ada kejutan yaitu dinaikin keatas gitu perahunya terus dilempar keluar dan moment itu gue kaget hahahaha. Seperahu sama keluarga orang India gitu dan gue disitu orang Indonesia sendirian, karena teman gue ngga mau naik karena dia ngga mau basah-basahan. Alhasil gue naik Arum Jeram sendirian.

Setelah lelah main di USS, kita ke Little India. Sebuah tempat yang sebagian besar dihuni sama orang India. Ada tempat ibadah juga. Kita berkeliling Little India.

( gue lupa nama tempat ibadahnya apa)

Dari Little India, kita memutuskan balik ke hostel. Karena cukup melelahkan jalan kaki mengelilingi Singapore di hari ke-2.

Dari sini, kita ke Bugis untuk belanja. Cuma sayang gue ngga foto-foto. Karena udah kalap belanja duluan hahahah.


Hari-3

Di hari ini kita akan ke Madame Tussaud Singapore. Dari hostel tetap tujuannya ke Sentosa Island, cuma kali ini kita ngga lewat Sentosa Broadwalk, tapi kita naik MRT untuk ke Madame Tussaud, cukup mahal sekitar 4 USD. Sampailah di tempat itu. Dan ternyata lokasi Madame Tussaud nya itu naik eskalator lagi.



(tampak depan Madame Tussaud)

Ngga lengkap rasanya kalau ke Madame Tussaud ngga foto-foto. Dan inilah foto gue dan Nabil di Madame Tussaud.


( Dulu gue belum lahir, tapi dengan adanya patung Pak Soekarno ini gue jadi paham, betapa ganteng dan berkharismanya beliau. Dan negara luar itu hormat sama Indonesia)


( foto sama Ratu nya Inggris )


( foto sama patung petinju kelas dunia, Muhammad Ali)


(waktu minta fotoin di spot ini, si Nabil girang banget.
"Fotoin gue dong sama doi" hahaha)



(Siapa tahu bisa jadi partner sholehahnya Oprah hahaha.
btw muka gue tegang banget hahaha)

Dari Madame Tussauds rencananya kita mau ke Garden by the Bay


Tapi sebelum ke Garden by the Bay, gue sama Nabil ke Sky Ion level 56 untuk melihat keindahan Singapore dari lantai 56.





(negaranya tertata gitu yaa, masih banyak lahan terbuka hijau)

Dari Sky Ion level 56, gue sama Nabil ke Garden by the Bay, setelah itu gue ke China Town biasa belanja-belanja.




Hari ke-4

Nah, tiba saatnya hari terakhir di Singapore. Gue mikir kok cepet banget yaa 4 hari. Tapi seengganya gue sudah berkeliling Singapore dan ini hari terakhir.

Hari terakhir ini karena hari Jumat, gue mau ngga mau nemenin Nabil sholat Jumat dan kita pergi ke Masjid Sultan. Pertama kali ngeliat, bagus banget dan bersih.

                                     

Sambil nunggu Nabil sholat Jumat, gue memutuskan untuk jalan-jalan dan ketemulah Kampong Galm ini dan ngga jauh dari Masjid Sultan.

                                         


Dan inilah akhir dari perjalanan gue di Singapore. Semoga bisa balik lagi kesana tapi dengan jalan-jalan plus belanja. Karena belanja disana bagus dan murah-murah.

.
.

btw, ada beberapa alat wajib yang harus gue bawa selama di Singapura


(EZlink Card)

Kartu ini semacam kartu TransJakarta gitu kalau di Indonesia, tapi bedanya dia bisa buat semuanya. MRT, subway bahkan belanja 7 Eleven. Pertama beli kartu + saldo itu kalau ngga salah sekitar 13 USD.


( inhealer )

Pergi ke negara orang gue malah sakit. Pilek yang ngga berkesudahan. Gue beli ini waktu di Little India. Di toko yang menjual segala macem, ada sepatu, coklat dan lainnya. Tapi gue lupa nama tokonya apa. Tapi stiker orange itu kayaknya Mustafa Centre deh. Sampai di Jakarta pun inhealer itu selalu gue bawa kemana-mana.

Sekian.