Saturday, March 17, 2018

Drama Pengguna Kendaraan Roda Dua

Heyoooo!
Selamat datang lagi di blog gue. Kali ini gue mau bahas soal, seputar kendaraan roda dua di jalanan dan hal apa yang seharusnya dilakukan pemotor saat berkendara. btw jadi kayak blog otomotif gini yaa hahaha tapi engga deng, gue mau share pengalaman dan sepenglihatan serta pengamatan gue di jalan, sesama pengguna sepeda motor. Cekidot...

Jadi, sebelumnya gue adalah pengguna ojek online. Kemana-mana gue naik ojek online, karena gue belum ada motor dan secara ga dibolehin juga sama Mama untuk bawa motor jadilah gue kemana-mana sama babang ojek yang berganti-ganti itu #ciye hahaha. 

Seiring berjalannya waktu dan semakin lumayan juga tarif dasar ojek online beberapa waktu belakang ini, membuat kantong gue semakin tipis, ya kalau dipikir-pikir gede juga ya gue ngeluarin ongkos buat ojek online gini. Gue berpikir gue kan bisa bawa motor, dan naik ojol nya pun cuma sampai halte busway, kenapa gue ga bawa motor aja ya? Lagian juga halte busway gue ada penitipan motornya cuma Rp 5 ribu sampai jam 24.00 WIB. Which is itu lebih meringankan kantong gue sehingga gue bisa jadi lebih hemat lagi. hmmmm, tapi tetep sih diluar itu gue naik ojek online juga hahaha.

Jadilah gue izin sama Mama, kakak gue dan orang-orang yang ada di rumah supaya dibolehin bawa motor ke halte busway dan nitip motor disana. Gue izin bukan sembarang izin, pengajuan gue ini juga berdasarkan kantong dan kenaikan harga dari ojol yang lumayan gede dan berhasil lah gue diizinin untuk bawa motor ke halte. Tapi ada syarat yang berlaku, gue cuma dibolehin bawa motor sampai halte aja dan parkir di halte, jangan bawa motor ke kantor ya De karena kantor kamu jauh, terus kamu kena angin, takut ada polisi, bla bla bla..... panjang deh, daripada lama gue "iya-in" aja ahaha.

Nah hampir sebulan ini gue bawa motor ke halte busway, ya cuma sampai halte busway. Gue titipin itu motor di halte dan gue ngantor tetap pakai busway yang tinggal duduk, tidur terus turun depan kantor. Sesimple itu. 

Selama sebulan ini gue mengamati perilaku pengendara roda dua, ya baru roda dua aja, karena gue ga begitu paham soal per-roda empat-an. Jadi bahas roda dua dulu ya ahaha. 

Kalau sepengamatan gue di jalan, banyak kendaraan roda dua yang suka berkendara seenaknya. Dari hal simple, misalnya,

1. Kasih Lampu Sein, kanan atau kiri.

Kalau mau belok. Harusnya lo udah tau kalau lo mau belok kanan atau kiri, sedangkan pengendara di belakang lo itu bukan orang yang bisa baca pikiran lo, lo mau belok kanan atau kiri. Lo kasih tanda dong, biar pengendara di belakang lo peka (kayak dia harus dikasih tanda biar peka, ok sip. skip). Motor keren lo itu kan dilengkapi dengan teknologi lampu sein kanan dan kiri, adanya di depan dan dibelakang motor lo. Jadi kalau mau belok itu tolong ya hey kamu pengguna kendaraan roda dua, pakailah teknologi itu. Udah gitu ya, kalau mau belok usahain banget jangan dadakan. Siapa tau kendaraan yang ada dibelakang lo mau nyalip dari belakang sedangkan lo baru ngasih sein saat lo udah harusnya belok, hello! Type kayak gini nih, jangan salahin yang mau nyalip kalau lo telat ngasih lampu sein. Bener gaaa?. Gue suka kesel aja gitu, banyak banget gue temuin di jalan pengendara type kayak gini. 

Nih, buat yang belum paham lampu sein itu apa dan kegunaannya apa, klik disini

Ada hal lain yang bikin gue ga kalah geregetannya kayak diatas. 

2. Lihat kaca spion

Ini berhubungan erat banget sama lampu sein itu, kalau lo mau belok dan memastikan lo akan belok dengan sempurna, harusnya lo lihat dulu kanan dan kiri. Pejalan kaki aja kalau mau belok atau nyebrang dia berenti dulu lihat kanan kiri ada motor atau engga, nah ini udah ada kaca spion masih aja kayak orang jalan kaki, ga dipakai kaca spionnya untuk ngeliat kebelakang. Ya sih emang ga baik ngeliat kebelakang terus, bisa gagal move-on, eh gimana-, tapi ya gitu, kaca spion itu digunakan supaya lo bisa wanti-wanti kendaraan yang ada dibelakang lo dan juga dipakai saat lo mau belok kanan atau kiri. 

Gue masih ngeliat pengguna roda dua itu yang kalau mau belok masih tengokin mukanya kebelakang buat ngasih tanda ke pengendara dibelakangnya dia mau belok. Harusnya lo gaperlu seribet itu, pakai tinggal pakai lampu sein dan lihat kaca spion aja cukup kok. Selain lo lebih aman karena gausah tengak-tengokin kepala, lo juga gaperlu pakai tangan buat ngasih tanda mau belok. Iya ga sih?. 

Berikut adalah fungsi kaca spion (klik)

Lanjut!

3. Jas Hujan

Udah tau ya beberapa bulan kebelakang ini adalah musimnya hujan, mbo' ya sediain jas hujan yo di bawa jok motor. Ini juga hal yang buat gue ganggu di jalanan. Kalau sudah tau musim hujan, bawalah jas hujanmu dan simpanlah dibawah jok motor. Banyak pengendara yang ga bawa jas hujan dan ketika hujan turun mereka berenti dibawah jembatan dan menunggu hujan berhenti karena dia gabawa jas hujan, hello! Emangnya berapa sih harga jas hujan? Lagi pula kan sekarang udah banyak yang jual jas hujan plastik dipinggir jalan yang dengan mudahnya lo temui. Ya kan? Tapi alangkah baiknya, lo beli jas hujan yang beneran dan lebih bagusan, kenapa? Karena jas hujan itu akan lo pakai terus menerus kalau hujan. 

Hitung-hitungan uangnya gini, misalnya, kalau lo beli jas hujan yang plastik harganya Rp 15 ribu untuk yang satu stel atau sepasang dan yang Rp 10 ribu untuk jas hujan atasannya aja. Jas hujan plastik itu hanya akan bertahan paling satu atau dua kali lo pake, selebihnya akan sobek atau rusak yang itu artinya lo akan beli lagi, lagi dan lagi. Coba bandingin dengan lo beli jas hujan yang beneran dan lebih bagus. Emang agak mahal sih, sekitar Rp 85 ribu sampai Rp 100 ribu. Coba kalau lo beli jas hujan plastik Rp 15 ribu dua kali pake, sedangkan hujannya hampir tiap hari dan udah sobek pula. Berapa kali Rp 15 ribu yang harus lo keluarkan untuk beli jas hujan plastik lagi. Bener kan bener dong?

Jadi lo ga harus beli jas hujan setiap hujan turun. Lo bisa pakai jas hujan itu dalam jangka waktu yang lama. Secara pengeluaran uang juga lo akan lebih hemat dibanding jas hujan plastik terus menerus. Kalau lo belum punya jas hujan dan kepepet banget, belilah jas hujan plastik yang dipinggir jalan itu. Selebihnya kalau punya uang lebih mending beli jas hujan beneran dan bisa dipakai jangka waktu lama. 

Kayak gini,


(Sumber: Google)
Jas hujan ini harganya Rp 10 ribu



( Sumber: Google)
Jas hujan stel harga Rp 15 ribu


(Sumber Google)
Harga jas hujan kisaran Rp 60 - 80 ribu


Selain itu, 

4. Helm

Gunakanlah helm yang nyaman di kepala. Jangan kebesaran dan jangan kekecilan. Kenapa, karena itu akan mengganggu konsentrasi lo dalam berkendara. Biasanya kalau kita beli motor, suka dikasih helm dari showroom motor itu, nah kalau bisa milih pilihlah ukuran yang pas buat kepala lo. Tapi kalau ternyata helmnya all size dan ukuran kepala lo besar, beli lah helm yang sesuai sama ukuran kepala lo. Jangan memaksakan pakai helm yang kecil untuk berkendara, karena lama kelamaan akan sakit dipakai dan ganggu konsentrasi. Selain ukuran helm, kaca helm juga sangat berpengaruh. Kalau kiranya kaca helm lo udah agak kendor, mbo ya dibenerin toh yo. Biar ga jepret terus, kan bikin kaget ahaha. Biasanya yang model gini sering terjadi pada abang-abang ojek online. Wahai abang ojek, tolong benerin helm kalian yang kacanya sudah kendor dong, bikin kaget hati eneng bang kalau tiba-tiba itu kaca helmnya turun sendiri saat ada polisi tidur ahaha tapi ini serius. Selain ukuran dan juga kaca helm, diperbolehkan juga membeli helm yang unik-unik, biar pengguna lain ada hiburannya. Misal, lo beli helm minion, yang diatas kepala lo ada rambut-rambut yang sedikit itu. Kan pengendara yang liat jadi ketawa dan membayangkan rambut lo cuma segitu, terlebih dia ngeliatnya saat nunggu lampu merah. Jadi ada hiburan kan ahaha. kayak gini, 


(Sumber Google)

Itu hanya contoh.

Terus apalagi ya..... Ohya, Polisi!

5. Menghindari Polisi

Kenapa sih lo takut sama Polisi? Memang sih image polisi bagi kendaraan roda dua itu "menyeramkan" tapi selama lo mematuhi aturan yang ada lo akan baik-baik aja kok. Misal, kalau mau berkendara itu harus ada SIM, bawa KTP, bawa STNK, ya STNK aja cukup BPKBnya gausah, lo mau berkendara atau mau gadai motor? ahaha. Terus pakai helm, pakai jaket dan patuhi rambu lalu lintas. Terus sama nyalain lampu depan.

Karena sekitar seminggu yang lalu, gue lagi nunggu lampu merah, terus ada motor di depan gue masih anak muda gitu, dia ga nyalain lampu depan, dan kebetulan disitu ada polisi. Di suruh nyalainlah lampu depan itu sama pak Polisi. Setelah itu, anak muda tersebut, ya sebut aja Ujang, disuruh minggir sama polisinya dan polisi minta kelengkapan surat-surat, KTP, SIM dan STNK, malangnya anak itu, dia gapunya SIM, dan KTP pun masih berupa resi, aduh-ini gara gara ktp elektronik di korupsi, please ya pak setnov, errrr-. Terus gue gatau lagi kelanjutan anak itu diapain sama pak polisinya, karena lampu hijau udah keburu muncul dan gue melenggang dengan indahnya. Tapi sedih juga sih itu anak kenapa bawa motor ke jalan besar gitu gada SIM lagi. hiks :(

Ya saya rasa, cukup segini dulu ya tulisan ini saya buat. Karena waktu sudah menunjukan 00.40 WIB, itu artinya saya harus tidur. Beberapa hari ini kurang tidur karena buat @me.mofreshdrink , ya jualan gue gitu. Minuman coffee & milky homemade, cek deh instagramnya. Kapan-kapan si me.mo akan gue tulis juga di blog kesayangan akooooh ini yaa.

Sekali lagi, buat para pengguna roda dua, mari kita berkendara dengan baik dan benar, patuhi aturan, gausah ngebut-ngebut, niscahya, lo akan selamat sampai tujuan dan yang paling penting, baca doa sebelum keluar rumah dan sebelum berkendara. Kalau berdoa berlaku untuk roda tiga, roda empat sampai roda 18 yaa ahahaha.

Thankyou udah mau baca dan semoga bermanfaat.

Sekian

Bekasi, 247.




Saturday, March 10, 2018

Pengalaman Pakai Aplikasi Dating

Aloha! Selamat datang di blog gue

Lo pasti udah tau apa yang mau gue bahas ahaha. yap! Soal aplikasi dating atau kencan. Aplikasi yang diciptain untuk mereka yang ingin mencari teman baru atau bahkan mencari jodoh.

Mungkin banyak dari lo yang udah pernah gunain aplikasi macam gini, mungkin ada yang ketemuan terus temenan, mungkin jadian, atau bahkan sampai nikah dan sekarang udah punya anak. Well, salut deh buat mereka yang beneran udah sampai nikah dengan perantara aplikasi kencan gini. Kayak yang kita tahu kan, aplikasi macam gini kadang suka ada stranger yang emang sengaja ikut aplikasi gini cuma buat kesenangan semata, ya lo ngertilah maksud gue.

Okay, kali ini gue akan menceritakan pengalaman gue ikutan aplikasi dating itu yang sebenarnya hanya berlandaskan penasaran kok banyak dari teman gue yang pakai aplikasi itu, bahkan gue pernah nemui temen kantor gue pakai aplikasi itu juga dan gue sama dia match ahaha

Sekarang aplikasi dating gini banyak banget ya, bisa dengan gampang lo download di ponsel lo dan langsung sign up untuk bisa gunain aplikasi itu. Terus lo bisa masukin foto dan taruh sedikit biodata lo misal sekolah, kuliah atau kerja dimana, tinggal dimana, bahkan mau nyari kriteria yang kayak gimana hahahaha. Kalau udah, langsung deh lo bisa pilih foto mana yang lo suka, tinggal swipe ke kanan untuk suka sama orang yang ada di foto itu atau lo tinggal geser ke kiri kalau lo ga suka. Sesimple itu.

Diaplikasi itu lo akan nemuin cowok atau cewek ga cuma dari Indonesia aja, tapi ada juga cowok/cewek produk luar ikut aplikasi model gini. Kayak India, Pakistan, Arab, Australia dan yang lainnya. Mungkin dari semua yang ikut aplikasi itu ada yang nyangkut di lo ahaha.

Well, sebulan kebelakang ini gue iseng nyoba aplikasi macam gini, gada tujuan aneh-aneh sih. Gue cuma penasaran aja, sebenarnya aplikasi ini kayak gimana dan isinya tuh manusia-manusia seperti apa. Ternyata setelah gue cek, beragam. Ada yang pakai foto comot dari Google, ada yang pakai foto sendiri dengan foto paling ga banget, ada yang pakai foto terbaiknya diupload ke situ dan ada juga foto orang lain yang dipakai untuk menggelabui sang 'korban' (untuk yang kayak gini sih lo harus hati-hati ya)

Gue download salah satu aplikasi dating, yang paling banyak di review orang dan banyak artikel nyaranin aplikasi itu dengan peringkat teratas di kelasnya. Downloadlah gue.

Setelah download, upload foto dan pilih-pilih, ada yang match ada yang ga. Beragam ahahaha. Swipe ke kanan, swipe ke kiri, udah gitu aja terus. Kalau ada yang menarik langsung chat "Hi" atau dichat "Hi". Gue mainin aplikasi model gini, kalau ada waktu senggang aja gue maininnya. Dan ada batasan like nya gitu, kalau lo udah like sekian banyak foto nanti akan ada waktu buat lo nunggu untuk bisa like foto selanjutnya. Kadang....gue kehabisan "like" dan harus nunggu kisaran 8 jam untuk bisa like foto lagi wkwkwk.

Gue pernah liat di aplikasi itu, ada CEO salah satu perusahaan start-up e-commerce yang ikutan aplikasi itu. Gue sempet mikir, untuk apa ya CEO kayak dia ikut aplikasi perjodohan gini, emang gada cewek yang dia taksir atau naksir dia gitu apa ya, secara dia kan CEO. Ya dibiodatanya si gitu ya, gatau itu beneran CEO atau bukan, tapi anehnya gue malah gue sweep ke kiri wkwk. Lanjut!

Ya, suka duka sih pakai aplikasi dating gini. Kalau ada yang match bisa sampai lanjut ke chatting ke whatsapp atau line gitu. Gue pun gitu. Gue sempet download terus gue uninstall karena boring, gitu-gitu aja terus, match-say hi-nanya kegiatan-udah. Lama kelamaan gue bosen, terus gue uninstall. eh waktu itu gue yang bosen, gatau mau ngapain, gue download lagi itu aplikasi, tapi setelah dapat kejadian yang ga enak, terus gue hapus akun gue dan agak "kapok" pakai aplikasi semacam ini.

Nah gue mau cerita kayak gimana pengalaman gue bertemu dengan stranger aplikasi dating di kehidupan nyata, yap sampai ke dunia nyata. Ketemuan. So far sih baik, tapi ada juga yang "manfaatin".

Okay, gue mulai dari yang pertama, panggil aja dia si A. Well, pasti bermula dari swipe ke kanan dulu ya, terus chat, tukeran nomor gitu, chatting dan ketemuan. Gue cuma mau mastiin, foto si A itu beneran atau bukan. Ketemulah gue sama dia sekitar bulan Januari akhir lalu, baik, sopan dan asik diajak berteman. Gue makan sama dia di salah satu resto cepat saji di Bekasi. Ngobrol-ngobrol, asik. Udah. Besokannya, gue ataupun dia ngga ada yang ngechat. Cukup sampai disitu.

Yang kedua, panggil aja si B, Bagong!. Ya, si Bagong. Dari gaya sih oke ya, oke punya, bermobil juga, terus sempet jemput gue di kantor terus jalan, cerita-cerita. Dari awal ketemu gue udah punya feeling ga enak sama si Bagong ini, gue berinisiatif untuk rekam semua perbincangan gue sama dia di mobil. ya gue rekam, gue masih ada rekamannya, bahkan gue foto juga id card yang dia gantung di kaca spion diatas dasboard mobil. Awalnya sih baik ya, cuma kok lama-lama dia gasopan, pegang lengan gue ya sambil bercanda sih cuma gue gasuka baru kenal udah berani pegang. Oke itu pertama masih gue maafin, di tengah jalan, dia begitu lagi, pegang tangan gue, gue langsung marah dan bilang gasuka. Dia ngeles gitu, nanya lah kenapa gasuka, padahalkan kita cuma berdua doang di mobil, dalam hati gue, eek lu! Sampai lo macem-macem kali yang ketiga kalinya, gue turun dari mobil dan gue jadiin viral nih, karena rekaman suara dan foto id card doi udah ditangan gue.
Tujuan gue saat itu mau ke salah satu Mall di Bekasi tapi mau mampir dulu ke kantor kakaknya di sekitaran TB Simatupang. Dia turun dari mobil, gue nunggu di mobil sambil mikir apa yang harus gue lakukan setelah ini kalau dia macem-macem. Sampai dia balik ke mobil, terus dia dengan beraninya bilang, coba kasih kiss dulu dong, kan enak cuma berdua doang. Dari situ gue memutuskan untuk turun dari mobil itu dan pulang sendiri ke Bekasi. Bodo amatan dia mau ngapain kek, yang penting gue selametin diri dulu. Dan bener, Allah masih sayang sama gue dan menjadikan ini pelajaran. Ini adalah pertama kalinya gue mengalami hal yang ga ngenakin setelah pakai aplikasi dating begini. Next!

Gue masih juga penasaran, gue cobalah ketemuan sama stranger ketiga, panggil aja C. Ya, dari awal kenalan baik, terus chatting via whatsapp oke, cerita-cerita, curhat dan ketemuanlah gue sama dia di salah satu Mall di Bekasi (lagi). Feeling gue sama orang ini biasa aja, gada curiga dan feeling gue dia anak baik-baik dan bener aja, sepanjang gue jalan sama dia, ga ada kata kasar, colek-colek atau pegang-pegang. Pokoknya sopan deh. Seru juga diajak ngobrol. Dia adalah chef di salah satu hotel di Jakarta Pusat. Setelah nonton, kitapun masih aktif komunikasi via whatsapp. Teman baru.

Dari kisah gue ini mungkin lo bisa ambil pelajaran ya, sebenernya aplikasi semacam ini membantu mereka yang ingin memiliki teman atau bahkan pasangan baru dengan cara yang instan. Hanya melihat foto dan sedikit biodata, kalau merasa cocok ya tukeran nomor handphone, chatting terus ketemuan and so on and so on. Tapi ga jarang juga, lewat aplikasi semacam ini banyak yang "memanfaatkan". Ga cuma aplikasi dating atau kencan aja sih yang bisa mendatangkan manusia macam si Bagong itu, tapi aplikasi lain yang biasa lo pakai juga memungkinkan lo bertemu dengan Bagong-bagong yang lainnya.

Tujuan gue ikut aplikasi ini, mau tau isi manusianya seperti apa, bertemu dengan mereka, dan cukup tiga kali bertemu dengan stranger dari aplikasi dating, ga semua yang pakai aplikasi itu jahat atau "memanfaatkan", ada juga kok mereka yang baik dan memang benar mencari dan berharap dapat yang cocok dari aplikasi itu.

Saran gue, kalian yang memang mau mencoba aplikasi semacam itu, silahkan. Tapi kalian harus liat-liat dulu manusianya seperti apa. Kalau sampai ketemuan, usahain lo jangan ketemuan berduaan doang, ajak siapa gitu temen lo yang bisa nemenin lo untuk ketemuan sama dia, buat jaga-jaga aja sih. Kalau pun ga ada yang bisa nemenin, paling ga lo ajak ketemuannya ditempat yang ramai, misal, Mall kayak gue sama si A dan C ketemuannya, aman. Jangan kayak gue sama di B, tujuannya mau ke Mall juga sih, cuma pake mampir-mampir itu yang buat lo jadi ngga aman. Kalau kondisi lo ketemu kayak si B, lo siapin aja handphone untuk rekaman suara dan kalau biasa, ada id card dia di mobil lo foto aja, untuk jaga-jaga kalau lo diapa-apain lo bisa ngelapor dan ada barang bukti serta identitas pelaku. gitu.

Buat gue, cukup sih main aplikasi semacam itu. Cukup. Ga lagi. Gue udah bertemu dengan ketiga stranger itu juga udah cukup buat gue tau. Ada yang baik ada juga yang kayak si B.

Well, kalau lo mau cari jodoh, gausah pakai aplikasi gitu deh, buat nyari aman aja mending lo minta tolong teman lo buat kenalin lo ketemannya atau gimana gitu, biar ada perantaranya juga. Itu lebih aman dibanding pakai aplikasi instan itu. Dan yang paling penting diantara semuanya, lo harus berhati-hati kalau kenalan sama orang baru. Kalau kata Mama gue, jangan pernah ambil makanan atau minuman dari orang yang baru lo kenal ditempat keramaian, bukan suuzon tapi untuk menghindari hal yang tidak kita inginkan.

Itu aja sepenggal pengalaman gue dengan aplikasi dating yang pernah gue pakai dan bertemu dengan para stranger itu.

Sekian.

Bekasi, 247.